Keutamaan (Malam dan Hari) Jum'at
Cara Membuka Office 2007 (docx, xlsx, pptx) di Office 2003
Cinta Tanpa Syarat
Cara Cepat Translete English - Indonesai dengan Bookmarklet
Anda yang kesulitan untuk mengartikan kata atau artikel halaman web dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia tentunya sudah sering menggunakan Google Translate. Walaupun hasil terjemahan tersebut tidak benar-benar akurat –terutama untuk menerjemahkan halaman web– tapi Google Translate tetaplah cukup membantu.
Untuk menggunakan Google Translate tersebut Anda harus memasukkan kata, kalimat, atau halaman web yang akan diterjemahkan. Selanjutnya Anda harus memilih pilihan bahasa.
Nah, kalau Anda sering menggunakan Google Translate untuk menterjemahkan halaman web ke dalam bahasa Indonesia, Anda bisa menggunakan Bookmarklet di bawah ini:
Drag (tahan dan tekan) Bookmarklet di atas, lalu drop (letakkan) di toolbar Firefox Anda.
Untuk mencoba Bookmarklet tersebut, silakan buka url halaman web berbahasa Inggris, misalnya halaman ini.
Untuk menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, klik Bookmarklet “Terjemahkan”.
Sebenarnya Bookmarklet tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk menterjemahkan dari bahasa Inggris saja, tapi dari semua bahasa yang didukung oleh Google Translate, karena Bookmarklet ini menggunakan fitur Detect Language yang akan mendeteksi bahasa yang digunakan.
Menghapus File Temporary Internet Secara Otomatis
Hasan Al-Banna : Sang Reformer Sejati
Diantara sunnatullah yang berlaku di dunia ini adalah munculnya tokoh pada masa yang sesuai dengan kebutuhan zaman tertentu, sehingga pada setiap penghujung abad Allah mengutus seseorang yang akan membangkitkan agama untuk umat ini dan mengembalikan vitalitasnya.
Sejarah membuktikan bahwa, dalam diri umat yang tengah menderita sakit dan terlelap dalam tidur panjang, sebenarnya menyimpan potensi besar yang sewaktu-waktu, dikala sulit, dapat muncul sebagai kekuatan yang menggentarkan manakala ada seorang pemimpin yang menyadarkan, membangunkan dan membangkitkannya.
Imam Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Bumi ini tidak akan pernah sepi dari orang yang bangkit karena Allah dengan hujjah.” Bisa jadi tokoh yang hadir memenuhi kebutuhan zaman itu adalah seorang imam besar seperti Umar bin Abdul Aziz; bisa jadi seorang tokoh militer seperti Nuruddin Mahmud atau Shalahuddin Al-Ayyubi; bisa jadi seorang intelektual dan tokoh da’wah seperti Abu Hamid Al-Ghazali; dan bisa jadi seorang Murabbi ruhiyyah (guru spiritual) seperti Abdul Qadir Al-Jailani; bisa jadi seorang pembaharu fiqih, pendidikan, dan pembaharu pemikiran seperti Abu Al-Abbas Ibnu Taimiyah.
Masing-masing dari mereka melakukan pembaharuan di bidang-bidang yang dibutuhkan oleh zamannya dan lingkungan di mana mereka hidup.
Kondisi umat Islam, khususnya dunia Arab, pada penghujung abad dua puluh ini membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki pemikiran jauh menembus cakrawala ke depan, kepekaan yang prima, iman dan keyakinan yang kokoh, tekad kuat dan mental baja, yang merasakan dan memahami apa yang dirasakan dan dibutuhkan umatnya, mampu mendiagnosa penyakit yang tengah dialami umatnya, menentukan terapi dan obatnya yang tepat, dan sabar mengikuti perkembangan proses pemulihan kondisi umatnya dari masa-masa sakit hingga masa sembuhnya dan kembali bugar serta memiliki stamina prima.
Kilas Balik Sejarah
Pemimpin yang dinanti-nantikan itu adalah Hasan Al-Banna. Seorang yang dikaruniai Allah banyak kelebihan sejak dini, faktor yang banyak mendukung kemampuannya dalam mengemban tugas-tugas da’wahnya. Lingkungan pedesaan di mana ia lahir dan dibesarkan penuh dengan nuansa keagamaan yang kental, jauh dari suasana kota metropolitan dan pengaruh budaya asing yang tidak islami.
Ia dididik oleh ayahnya, seorang ulama hadits yang menyusun dan mengkodifikasi ulang secara sistematis kitab Al-Musnad karya Imam Ahmad bin Hanbal , dan juga para ulama dan ustadz yang shalih, hingga telah mampu menghafal Al-Qur’an sejak usia belia, menghafal Hadits, Syi’ir, dan kitab-kitab matan dalam berbagai disiplin ilmu agama.
Sementara, dalam pembinaan ruhiyah-nya, sejak kecil ia telah bergabung dengan Thariqat Hushafiyah, sebuah thariqat sunniyah (sesuai dengan sunnah Rasul saw), yang berpengaruh pada pembentukan pribadi, watak dan karakternya. Namun ia merasa belum menemukan apa yang tengah ia cari.
Pada usia remaja, ia pindah dari kampung halamannya, Al-Mahmudiyah, ke kota Damanhur, ibukota propinsi Al-Buhairah, Mesir, untuk meneruskan studinya di kota tersebut; bertepatan dengan tengah memanasnya suhu politik dan pemikiran yang mengubah konstalasi sosial, politik, ekonomi, dan pemikiran dekade dua puluhan di Mesir.
Dengan ketajaman mata hatinya dan kecerdasan akal fikirannya, ia mengamati seluruh fenomena empiris di hadapannya, berupa krisis moral, sosial, ekonomi, politik, pendidikan, agama, dan pemikiran; yang tengah menggerakkan negerinya menuju lembah kehancuran dan kehinaan. Berbagai persoalan besar itu terus menggayuti fikirannya.
Mengapa umat Islam menjadi seperti ini? Siapa yang dapat menanggung beban mereka ? Bagaimana mengatasi ini semua?. Ia lalu menemui para ulama dan tokoh masyarakat untuk mencari solusi, akan tetapi hanya sedikit di antara mereka yang memberi respon positif, selebihnya tidak.
Kemudian Ia menghubungi kawan-kawannya seperguruan di Thariqat Hushafiyah, namun mereka tidak meresponnya dengan serius. Pada tahun kedua di Mesir, ia mengadakan kontak dengan kelompok keagamaan, Jam’iyyah Makarim Al-Akhlaq Al-Islamiyyah, yang kegiatannya lebih banyak pada ceramah tentang agama Islam. Namun ia menilai ini juga tidak akan cukup untuk menghadapi gelombang besar de-islamisasi yang tengah melanda umat.
Menghadapi ini semua, ia pun berkata, “Wallahu a’lam bish-shawab, bermalam-malam kuhabiskan waktu untuk menyelami kondisi umat ini, di mana posisinya di berbagai bidang kehidupan. Aku berusaha menganalisa, mendiagnosa penyakitnya, memikirkan terapi yang tepat serta menentukan obatnya. Hatiku terpanggil berbalut rasa pedih, hingga aku menangis sedih meneteskan air mata...”
Da’wah yang Membangkitkan
Berangkat dari keprihatinannya dan keyakinannya bahwa metode ceramah di masjid saja tidak cukup untuk menyebarluaskan akidah dan fikrah Islam di tengah masyarakat, maka ia mulai melakukan pengorganisasian sekelompok mahasiswa dari Universitas Al-Azhar dan Darul Ulum yang berminat pada training penyadaran dan pelatihan da’wah, untuk kemudian diterjunkan langsung di tengah masyarakat.
Mereka melakukan pembinaan kader-kader da’wah ini di masjid-masjid. Dan ternyata, metode penyadaran ini membuahkan sukses besar di kemudian hari.
Sebab, langkah-langkah mereka dilanjutkan di tempat-tempat umum secara langsung berinteraksi dengan khalayak ramai, seperti di warung-warung kopi dan acara-acara tempat berkumpulnya masyarakat, dengan sasaran memperkokoh idealisme Islam dan menyebarluaskannya ke berbagai kalangan.
Hasan Al-Banna pun rajin membangun dialog dengan para pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat. Ia berulang kali mengunjungi perpustakaan salafiyah yang dipimpin oleh Muhibuddin Al-Khatib, untuk membaca dan berdialog dengannya; bergaul dengan Rashid Ridha As-Suri yang dipandang sebagai pewaris pemikiran Muhammad Abduh serta penulis tafsir Al-Manar ; menjadikan Farid Wajdi dan Ashmad Taimur Pasha sebagai mitra dialog yang dikaguminya.
Sebab ia melihat bahwa mereka ini adalah tokoh-tokoh yang concern terhadap persoalan-persoalan Islam dan umatnya.
Upayanya untuk membangun dialog dengan berbagai kalangan akhirnya mengantarkannya berdialog dengan para ulama Al-Azhar, yang kala itu merupakan pilar-pilar pemikiran Islam. Al-Banna mengkritik perlawanan mereka yang tidak efektif dan sikap menyerah mereka terhadap arus westernisasi, missionarisasi, permisivisasi, dan hedonisasi yang telah mencabik-cabik bangunan masyarakat Muslim .
Akhirnya Al-Banna merasakan dengan sadar bahwa telah tiba saatnya untuk melakukan sesuatu dan memetakan dengan jeli berbagai persoalan dalam rangka menyamakan visi perjuangan. Ia melihat dengan jelas bahwa inilah saatnya untuk merumuskan langkah-langkah strategis guna menyelamatkan umat Islam, dan berperan nyata dalam upaya mewujudkan tujuan, misi, dan visi perjuangan.
Pada akhir masa studinya di Universitas Darul Ulum, pihak kampus meminta para mahasiswa untuk menulis makalah dengan tema: “Obsesi terbesar setelah menyelesaikan studi, dan sarana untuk mewujudkannya”.
Al-Banna mulai menulis apa yang ditugaskan oleh Fakultasnya, yang diantara cuplikannya ia menyatakan, “Aku berkeyakinan bahwa sebaik-baik jiwa adalah jiwa yang dalam memahami hakikat kebahagiaan, tolok ukurnya adalah sejauh mana ia dapat membahagiakan umat manusia dan dapat memberikan bimbingan kepada mereka.
Adapun perasaan gembira juga tergantung pada sejauh mana ia mampu menggembirakan mereka dan memberikan perlindungan kepadanya. Berkorban dalam rangka melakukan ishlah (reformasi, perbaikan) yang menyeluruh akan dihitung sebagai keuntungan dan ghanimah. Berjihad di jalan yang benar dan berhidayah –sekalipun sangat terjal dan banyak kesulitan yang harus dihadapi- merupakan hiburan dan kenikmatan sejati.”
“Aku berkeyakinan bahwa tujuan tertinggi yang wajib dituju oleh setiap insan dan merupakan keuntungan terbesar yang harus diraih adalah ridha Allah swt. Dengan itulah Dia akan memasukkannya ke dalam ‘pekarangan suci’-Nya, menyandangkan padanya ‘selendang’ kelembutan-Nya, serta menjauhkannya dari adzab-Nya.
Orang yang ingin meraih tujuan ini, di hadapannya terdapat dua jalan, yang masing-masing memiliki karakter dan keistimewaan. Ia dapat menempuh jalan mana saja yang dikehendaki.
Pertama, jalan tasawuf yang benar, yang tercermin dalam sikap ikhlas dan amal, serta memalingkan hati dari kesibukan dengan sesama makhluk, yang baik maupun yang buruk. Jalan ini lebih dekat dan lebih selamat.
Kedua, jalan ta’lim (pendidikan) dan irsyad (bimbingan) –yang sama seperti di atas- dalam hal sikap ikhlas dan amal, namun berbeda dalam hal bergaul dengan orang lain, mempelajari keadaan mereka, memahami perkumpulan-perkumpulan mereka, serta mencari tahu terapi macam apa yang mujarab untuk mengobati penyakit-penyakit yang tengah menghinggapi umat.
Ini lebih mulia dan lebih agung, karena Al-Qur’an menyarankannya dan Rasul pun menyatakan keutamaannya. Yang kedua ini lebih tepat, setelah aku menempuh jalan yang pertama, karena kemanfaatannya yang berlipat ganda dan keutamannya yang agung.”
Di antara kedua jalan di atas, jalan kedua inilah yang lebih wajib bagi para muta’allim (penuntut ilmu) dan yang terbaik pula bagi yang sudah ‘alim (berilmu).
‘Agar mereka dapat memberikan peringatan kepada kaumnya ketika mereka kembali ke tengah-tengah mereka, sehingga kaum itu menjadi berhati-hati.’ (At-Taubah : 122)”
“Aku berkeyakinan bahwa umatku –lantaran pergolakan politik yang menimpanya, pergeseran nilai-nilai sosial, serta pengaruh peradaban Barat, westernisme, materialisme, serta tradisi Eropa- menjadi jauh dari kehendak agama mereka dan tujuan Kitab mereka, lupa terhadap kemuliaan dan keagungan generasi sebelum mereka dan lupa terhadap peninggalan para pendahulu mereka. Akibatnya agama yang benar ini tercemari oleh nilai-nilai ideologi lain yang gelap dan asing. Hakikat agama yang putih cemerlang telah tertutup dari pandangan mereka. Demikian pula dengan nilai-nilai pendidikan dan pengajaran yang lurus tertutupi oleh tirai kerancuan dan kepalsuan yang dilatari oleh berbagai pemikiran aneh. Akhirnya, umat yang awam pun terperosok ke dalam gelapnya kebodohan. Para pemuda dan kaum berilmu juga tersesat dalam lembah kebingungan dan keragu-raguan, yang akibatnya mereka mewarisi aqidah yang rusak, mengalami skeptisisme dan kehampaan spiritual, dan keimanan bergeser menjadi kekufuran.”
“Aku juga berkeyakinan bahwa jiwa manusia pada hakikatnya penuh dengan cinta. Ia harus memiliki arah yang menjadi labuhan bagi curahan cintanya. Saya tidak melihat seorang pun yang lebih mulia dari emosi cintaku selain seorang sahabat yang ruhnya menyatu dengan ruhku, sehingga dengan sepenuh hati kuberikan cintaku padanya, dan kuutamakan ia untuk menerima persahabatanku ini.”
Al-Banna memandang bahwa untuk menyikapi kondisi seperti ini, misi utamanya adalah membalikkan arus negatif ini. Untuk mewujudkan itu ia harus menjadi guru, pendidik, dan da’i; berkhidmat membina para remaja di siang hari dan para orangtua mereka di malam hari. Dengan demikian ia dapat menyampaikan tujuan-tujuan agama kepada mereka semua, sebagai sumber kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup mereka.
Awal Berdirinya Al-Ikhwan Al-Muslimun
Hasan Al-Banna membulatkan tekadnya. Di tengah kesulitan dan tribulasi yang menghadangnya, tokoh muda yang menakjubkan ini mulai berpergian ke berbagai kota dan desa-desa di seluruh penjuru Mesir untuk berda’wah dan melakukan pembinaan. Sekitar tiga ribu dari empat ribu desa di seluruh Mesir telah ia masuki.
Dan selama kurang lebih dua puluh tahun, ia berupaya keras membangun kembali puing-puing masyarakat yang hancur oleh penjajahan budaya dan militer dan menghembuskan ruh kehidupan baru pada tubuh yang tak berdaya itu.
Di tengah kesibukannya berda’wah, ia senantiasa tetap menjalin hubungan dengan kelompok-kelompok Islam, para tokoh, ulama, dan juga sahabat-sahabatnya yang telah berikrar bersama untuk berkhidmat pada misi Islam. Organisasi Pemuda Muslim memperoleh perhatian yang istimewa darinya, sebab ia ikut membantu pembentukan-nya pada tahun 1927, menjelang kelulusannya sebagai sarjana pada tahun yang sama.
Tetapi karena ia tidak melihat pada organisasi ini adanya pandangan yang luas dalam menatap persoalan umat, maka setahun kemudian, tepatnya pada Dzulqa’dah 1347 H atau Maret 1928, Al-Banna beserta enam orang sahabatnya mengumumkan secara resmi berdirinya jama’ah Al-Ikhwan Al-Muslimun. Bertepatan dengan usianya yang 22 tahun!
Ini memang sebuah misi yang menuntut kerja keras dan pengorbanan bagi setiap anggota atau kadernya, kajian dan pemahaman yang mendalam, disamping stamina yang mampu menghadapi ujian fisik dan mental, sementara jiwanya digadaikan untuk Allah.
Tekad Al-Banna telah membaja, hingga ia mengatakan, “Ini adalah perjanjian antara diriku dengan Tuhanku. Aku bersumpah pada diriku sendiri dan disaksikan oleh sahabatku dalam kesendirian yang hanya dapat dirasakan oleh perasaanku, dan diwaktu malam hening yang hanya diketahui oleh Dzat yang Maha Mengetahui...
‘Barangsiapa menepati janjinya kepada Allah, maka Allah akan memberinya pahala yang besar.’ (QS.Al-Fath: 10)”.
Perjuangannya memang spektakuler. Di tengah hantaman badai dan gelombang ujian dahsyat yang menimpa dirinya dan para kadernya secara bertubi-tubi, jama’ahnya tumbuh dan berkembang menjadi sebuah gerakan Islam modern terbesar di dunia.
Eksistensi gerakan ini semakin meluas dengan jumlah kader dan pendukung gerakan ini terus bertambah di berbagai belahan dunia Islam dan Arab. Bahkan juga di luar negeri-negeri Islam seperti Eropa, Amerika, Afrika, Asia Timur dan Tenggara, Australia, dan negeri-negeri lainnya.
Organisasi cabangnya yang telah berdiri secara resmi ada di 80 negara. Sementara, eksistensi gerakan Al-Ikhwan ini ada di sekitar 120 negara di 5 benua.
Belum lagi, gerakan-gerakan Islam lain di dunia ini yang menjadikan gerakan Al-Ikhwan sebagai model, dan manhaj da’wah-nya sebagai rujukan, demikian banyak. Juga tulisan-tulisan dan kitab-kitab ilmiah karya para pemikir dan kader-kader Al-Ikhwan yang menjadi bahan bacaan dan acuan para akademisi dan aktivis da’wah di seluruh dunia yang membanjiri toko-toko buku dan perpustakaan.
Dalam mensifati gerakannya, Al-Banna mengungkapkan dalam risalahnya Al-Ikhwan tahta Rayat Al-Qur’an sebagai berikut : “Kami bukanlah sebuah partai politik, meskipun politik berdasar kaidah-kaidah Islam ada dalam pemikiran kami. Kami bukanlah organisasi sosial yang reformis, meskipun kegiatan amal dan reformasi merupakan tujuan kami yang paling utama. Kami bukanlah klub olah raga, meskipun olah raga merupakan salah satu program wajib kami. Kami bukanlah bentuk-bentuk perhimpunan seperti itu, sebab semuanya bersifat temporer dan terbatas, yang kadang-kadang dibentuk hanya sekedar keinginan memperoleh sesuatu saja. Sedangkan kami wahai sekalian manusia- adalah sebuah fikrah dan aqidah, sistem dan jalan hidup yang tidak dibatasi oleh wilayah geografis dan diikat oleh etnis, dan tidak sirna karena diterpa persoalan, hingga Allah mewariskan bumi ini dan seisinya. Sebab, ia adalah sistem dan manhaj buatan Rabb semesta alam, dan jalan yang ditempuh Rasul-Nya yang amanah. Kami –bukan untuk berbangga- adalah para sahabat Rasulullah dan pembawa panji-Nya setelah mereka, pengibar bendera seperti mereka, penyebar agama seperti mereka, pemelihara Al-Qur’an seperti mereka, pelaku da’wah seperti mereka, dn rahmat Allah bagi seluruh alam. ‘Dan sungguh kalian akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an beberapa waktu yang tak lama lagi.’ (QS.Shad: 88).”
Demikianlah Imam Hasan Al-Banna menginginkan gerakan da’wahnya bukan sekedar formalitas organisasional, melainkan sebuah gerakan Islam yang positif yang mampu menghadirkan kembali spirit dan semangat para sahabat Nabi ke abad kini.
Kini, di awal abad dua puluh satu, umat Islam sedunia membutuhkan “Al-Banna”baru untuk membangkitkan spirit dan moralitas umat agar mampu menghadapi terpaan dahsyat “The Fourth Wave”, yang dapat meluluh-lantakkan ideologi dan idealisme luhur setiap muslim, dan tampil sebagai pemenang.
Tips menghindari mata lelah di depan Komputer
Walau banyak yang menganggap fakta ini tidak sepenuhnya benar, namun kenyataannya hal ini tetap mempengaruhi kesehatan mata kita. Efeknya terkadang kita sedikit kesulitan untuk memfokuskan objek pandang, dan sebagainya. Hal ini tentunya diakibatkan pancaran radiasi monitor yang terlalu lama saat kita bekerja.
berikut ini adalah beberapa tips menghindari mata lelah, saat berada di depan monitor:
1. Jaga jarak pandang dari monitor.
Berada terlalu dekat dengan monitor memang sedikit membahayakan bagi mata kita. Seharusnya kita menjaga jarak pandang ke monitor kita dengan baik. Jarak yang disarankan adalah sekitar 20-40 inchi (50-100cm) dari mata.
Jika kita masih kesulitan membaca padahal monitor sudah berada pada jarak 20 inchi, cobalah untuk memperbesar font kita hingga kita merasa nyaman.
2. Singkirkan CRT, Beralih ke LCD
Monitor tabung (CRT) memang memberi efek yang lebih buruk dibanding LCD, selain energi yang dibutuhkan juga lebih besar. Cobalah mengganti monitor CRT kita dengan LCD.
Namun harga monitor LCD memang lebih mahal dibanding CRT. Bagi kita yang masih menyeyangi monitor CRT, ada baiknya kita membeli filter anti-radiasi. ini adalah solusi untuk mengurangi rasa nyeri mata akibat duduk berlama-lama di depan monitor, namun dengan harga yang murah.
3. Atur monitor setting
Beberapa monitor yang ada sekarang banyak menyediakan pre-set display mode, untuk memudahkan pengguna mengganti setting layar mereka. Pre-set setting tersebut memberi level brightnes yang berbeda, untuk menyesuaikan kondisi penggunaan monitor. Adakalanya manfaatkan hal tersebut.
Misal settingan seperti, ‘text’ atau ‘internet’ akan terasa lebih sejuk di mata, saat kita gunakan untuk mengetik ataupun browsing. Setingan ‘game’ atau ‘movie’ akan terlihat lebih terang saat digunakan.
4. Gunakan kacamata anti radiasi
Walau hal ini membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal, namun ada baiknya saat memiliki cukup uang kita membeli kacamata anti-radiasi. Selain bisa dibawa kemanapun kita bekerja, kacamata ini tak hanya berguna saat kita bekerja di depan monitor, namuna juga melindungi mata dari cahaya lampu mobil, radiasi TV, dan sebagainya.
Faktanya lapisan anti-radiasi pada kacamata tersebut, sangat berguna bagi mata kita. Karena lapisan tersebut secara otomatis mengurangi efek nyeri di mata akibat radiasi cahaya berlebih.
5. Mengistirahatkan mata sejenak, secara berkala
Cara termudah menghindari mata lelah akibat radiasi monitor adalah mengistirahatkannya secara berkala. Cobalah untuk mengistirahatkan mata sekitar 5 menit tiap jamnya. Kita dapat menggunakan waktu 5 menit tersebut untuk berjalan-jalan, melihat pemandangan, mencuci muka dan sebagainya. Yang penting menjauh dari monitor.
Tips Agar Gigi Tetap Putih dan Sehat
Khutbah Jum'at: Generasi Yang Kehilangan Orientasi Hidup
Setelah Boikot Lalu Apa???
Sebagian dari kita, hari kemarin (kamis-red) mungkin sedang "puasa" membuka Facebook sebagai bentuk solidaritas atas seruan "Boikot Facebook" setelah situs jejaring sosial itu memuat halaman group "Everybody Draw Mohammed Day" (selanjutnya disingkat EDMD) yang berisi ajakan bagi siapa saja pengguna Facebook di seluruh dunia untuk membuat gambar karikatur Nabi Muhammad Saw.
Sejauh ini, baru negara Pakistan yang secara resmi mengeluarkan instruksi agar perusahaan yang menyediakan jasa internet di negara itu menutup akses ke Facebook sebagai bentuk protes. Indonesia, menurut situs Gatra.com, lewat Departemen Komunikasi dan Informatika akan melayangkan surat keberatan resmi ke markas besar Facebook di AS, terkait halaman "EDMD". Sementara sebagia masyarakat pengguna Facebook, khususnya yang muslim, dengan sukarela melakukan boikot satu terhadap situs jejaring sosial Facebook.
Tapi tak banyak yang tahu latar belakang munculnya halaman "EDMD" di Facebook yang menuai boikot itu. Akun itu dibuat oleh seorang kartunis perempuan asal Seattle, AS bernama Molly Morris. Morris mempublikasikan lomba membuat karikatur Rasulullah itu sebagai ungkapan kekesalannya atas sensor yang dilakukan pengelola jaringan televisi Comedy Central terhadap episode ke-21 film "South Park" , film animasi bergenre situasi komedi (sitkom).
Comedy Central menyensor bagian di episode yang memvisualisasikan sosok Nabi Muhammad dalam bentuk gambar yang dibuat oleh dua kartunis AS, Trey Parker dan Matt Stone. Pihak Comedy Central mengklaim mendapat ancaman dari kelompok-kelompok Islamis karena menampilkan gambar Nabi Muhammad dalam film animasi itu, bahkan kedua kartunisnya mendapat ancaman akan dibunuh.
Morris menilai kelompok-kelompok Islam itu telah membatasi kebebasan berkespresi dengan cara mengancam orang lain yang dianggap telah menyinggung mereka dan Islam. Terlintaslah ide konyol itu, Morris mempublikasikan halaman "EDMD" yang mengajak siapa saja untuk membuat kartun Nabi Muhammad di Facebook, pada tanggal 10 April 2010 dan berakhir hari ini, Kamis, 20 Mei 2010.
Itulah latar belakang "Boikot Facebook" hari ini, meski pro dan kontra di kalangan muslim sendiri bermunculan atas seruan aksi boikot itu. Saya pribadi menghormati keputusan masing-masing orang. Di satu sisi, boikot memang penting, meski saya sendiri tidak tahu akan sejauh apa dampak "kapok" bagi para pelaku pelecehan Nabi atau buat Facebook sendiri, mengingat penghinaan-penghinaan terhadap Rasulullah Saw. sudah sering terjadi dan pelakunya tetap melenggang bebas, tanpa ada sanksi yang menimbulkan efek jera.
Tapi ada baiknya juga kita mengingat pernyataan Yusuf Al-Qaradawi, ulama bertaraf internasional yang cukup disegani dunia Barat dan ketua Persatuan Cendikiawan Muslim Internasional, ketika kartun-kartun Rasulullah yang pernah diterbitkan koran Dennmark dipublikasikan kembali dan menuai kemarahan umat Islam di dunia. Dalam sebuah acara di stasiun televisi Al-Jazeera, beliau mengatakan, "Orang-orang itu sedang memprovokasi kita supaya terjadi protes di mana-mana. Umat Islam berhak untuk marah, tapi kami menyerukan agar umat Islam bertindak rasional, bijak dan tetap tenang."
"Kita harus bekerja sama dengan seluruh umat untuk menyeret mereka yang telah menerbitkan kembali kartun Nabi Muhammad Saw ke pengadilan dan kita harus bekerja keras untuk mendesak dikeluarkannya undang-undang yang melarang tindakan pelecehan semacam itu, " tukas Syaikh al-Qaradawi yang ketika itu mendukung boikot produk Denmark sebagai bentuk protes atas penerbitan kartun itu.
Ironisnya, sampai saat ini, upaya kaum Muslimin agar dibuat hukum internasional yang melarang tindakan pelecehan terhadap agama dan simbol-simbol agama, selalu gagal karena dijegal oleh negara-negara Barat, AS dan Eropa yang selama ini mengklaim sebagai negara-negara maju yang demokratis dan menghormati kebebasan beragama. Termasuk di Indonesia, masih ada kelompok yang berusaha untuk mencabut undang-undang penodaan terhadap agama.
Saya meyakini, mereka yang ikut aksi boikot hari ini, bukan sekedar tersinggung tapi juga karena wujud kecintaan dan penghormatan terhadap manusia paling mulia, Rasulullah Muhammad Saw. Bisa jadi, muncunya ide konyol "EDMD" adalah peringatan buat kita semua, yang mengaku muslim tapi sudah banyak meninggalkan dan melupakan ajaran-ajaran yang diturunkan Rasulullah Saw. Sebab itu, ada esensi yang paling penting dari sekedar boikot yang cuma satu hari ini. Yaitu mengingat kembali akhlak mulia beliau Saw, menghayati ajaran-ajaranya dan meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
Selama ini, kita mengenal sosok Rasulullah dari kisah-kisah seputar dirinya, sebagai sosok manusia istimewa, pemimpin umat, suami, ayah, kakek, bahkan pengusaha yang sungguh berakhlak mulia. Tetapi, sudahkah kita berusaha mengamalkan dan mencontoh sikap-sikapnya yang sangat terpuji, sehingga kita tidak malu hati untuk mengatakan bahwa kita memang mencintai Rasulullah Saw itulah sebabnya kita marah jika ada orang yang menghina beliau.
Seburuk apapun orang menghina Rasulullah Saw, citra Rasulullah Saw. tidak akan hancur, karena kemuliaannya sudah terbukti dan tertulis dalam tinta emas sejarah Islam dan kitab suci Al-Quran yang akan tetap terjaga sampai akhir zaman.
"Sesungguhnya pada Rasulullah terdapat suri teladan yang baik bagimu, bagi orang-orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan hari akhirnya, serta mengingat Allah sebanyak-banyaknya." (al-Ahzab: 21)
Terapi Penyakit Suka Sesama Jenis
Sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,
(لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. )
“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)
Dalam setiap proses pengobatan, langkah pertama yang akan ditempuh oleh dokter atau tenaga medis adalah mengadakan diagnotis. Diagnotis bertujuan mengetahui penyebab penyakit yang sedang diderita. Dalam dunia medis moderen, diagnotis dapat ditempuh dengan berbagai cara, dimulai dari wawancara dengan pasient, hingga dengan test laboratoris dengan menggunakan tekhnologi canggih.
Dan dalam ilmu pengobatan yang diajarkan dalam syari’at, Islam telah memudahkan proses pengobatan dengan cara mengajarkan kepada umatnya hasil diagnotis yang benar-benar aktual. Allah Ta’ala yang menurunkan penyakit, telah mengabarkan kepada kita bahwa di antara penyebab datangnya penyakit adalah perbuatan dosa kita sendiri.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan musibah apapun yang menimpamu, maka itu adalah akibat dari ulah tanganmu sendiri.” (QS. As Syura 30).
Abu Bilaad yang terlahir dalam keadaan buta bertanya kepada Al ‘Alaa’ bin Bader, bagaimana penerapan ayat ini pada dirinya, padahal ia menderita buta mata sejak dalam kandungan ibunya?
Jawaban Al ‘Ala’ bin bader sangat mengejutkan, ia berkata: “Itu adalah akibat dari dosa kedua orang tuamu.”([1])
Singkat kata, penyakit yang menimpa kita, tidak terkecuali penyakit suka sesama jenis sangat dimungkinkan adalah akibat dari perbuatan dosa, baik dosa yang kita lakukan atau yang dilakukan oleh orang-orang yang ada disekitar kita.
Diagnosa:
Berikut beberapa perbuatan dosa atau kesalahan yang mungkin pernah dialami oleh orang yang dihinggapi penyakit suka sesama jenis:
1. Nama yang tidak menunjukkan akan identitas.
Di antara kewajiban pertama yang harus dilakukan oleh kedua orang tua ialah memilihkan nama yang bagus untuk anaknya. Bukan sekedar bagus ketika didengar atau diucapkan. Akan tetapi bagus dari segala pertimbangan, dari makna, nilai sejarahnya. Di antara pertimbangan nama yang baik adalah dapat menunjukkan akan identitas, baik identitas agama ataupun jenis kelamin. Oleh karena itu banyak ulama’ yang mencela penggunaan nama-nama yang terkesan lembut bagi anak lelaki.
Ibnu Qayyim berkata, “Ada hubungan keserasian antara nama dan pemiliknya. Sangat jarang terjadi ketidak serasian antara nama dan pemiliknya. Yang demikian itu karena setiap kata adalah pertanda akan makna yang terkandung di dalamnya, dan nama adalah petunjuk akan kepribadian pemiliknya. Bila engkau merenungkan julukan seseorang, niscaya makna dari julukan tersebut ada padanya. Sehingga nama yang buruk adalah pertanda bahwa jiwa pemiliknya adalah buruk. Sebagaimana wajah yang buruk, pertanda bagi buruknya jiwa seseorang.”([2])
Oleh karena itu, bila orang yang ditimpa penyakit suka sesama jenis memiliki nama yang kurang menunjukkan akan jati dirinya, hendaknya segera merubah namanya, sehingga lebih menunjukkan akan jati dirinya sebagai seorang lelaki atau wanita.
2. Peranan pakaian dan perhiasan.
Islam melarang kaum lelaki untuk menyerupai kaum wanita, baik dalam pakaian, perhiasan, perilaku atau lainnya, dan demikian juga sebaliknya.
لَعَنَ النبي e الْمُخَنَّثِينَ من الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلَاتِ من النِّسَاءِ وقال: (أَخْرِجُوهُمْ من بُيُوتِكُمْ). متفق عليه
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknati lelaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai lelaki, dan beliau bersabda: Usirlah mereka dari rumah-rumah kalian.” (Muttafaqun’alaih)
Berdasarkan hadits ini, kaum lelaki dilarang untuk mengenakan pakaian dan perhiasan yang merupakan ciri khas kaum wanita, dan demikian juga sebaliknya. Sebagaimana kaum lelaki juga dilarang untuk menyerupai suara, cara berjalan, dan seluruh gerak-gerik kaum wanita, demikian juga sebaliknya.([3])
Oleh karena itu diharamkan atas kaum lelaki untuk mengenakan perhiasan emas dan pakaian yang terbuat dari sutra. Ini semua karena kedua hal itu merupakan perhiasan yang dikhususkan untuk kaum wanita.
(حرم لباس الحرير والذهب على ذكور أمتي وأحل لأناثهم) رواه الترمذي والنسائي وصححه الألباني
“Diharamkan pakaian sutra dan perhiasan emas atas kaum lelaki dari umatku dan dihalalkan atas kaum wanita mereka” (HR. At Tirmizy, An Nasa’i dan dishohihkan oleh Al Albani)
Para ulama’ menjelaskan hikmah dari larangan ini, bahwa perhiasan emas dan pakaian sutra dapat mempengarui kepribadian lelaki yang mengenakannya. Bahkan Ibnul Qayyim menyatakan bahwa biasanya orang yang mengenakan perhiasan emas atau pakaian sutra memiliki perilaku yang menyerupai perilaku kaum wanita. Kedua hal ini akan terus menerus melunturkan kejantanan lelaki yang mengenakannya, hingga pada akhirnya akan menjadi sirna, dan berubah menjadi kebancian. Oleh karena itu, pendapat yang lebih benar adalah: diharamkan atas orang tua untuk mengenakan kepada anak lelakinya perhiasan emas atau pakaian sutra, agar kejantanan anak tersebut tidak terkikis.([4])
Bukan hanya sebatas dalam penampilan belaka, bahkan ketika sedang sholat pun kaum lelaki dilarang untuk menyerupai wanita.
(يا أَيُّهَا الناس ما لَكُمْ حين نَابَكُمْ شَيْءٌ في الصَّلَاةِ أَخَذْتُمْ في التَّصْفِيقِ إنما التَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ من نَابَهُ شَيْءٌ في صَلاتِهِ فَلْيَقُلْ سُبْحَانَ اللَّهِ) متفق عليه
“Wahai sahabatku, mengapa ketika mendapatkan sesuatu ketika sedang sholat kalian bertepuk tangan. Sesungguhnya tepuk tangan hanya dibolehkan bagi kaum wanita. Barang siapa (dari kaum lelaki) mendapatkan sesuatu ketika sedang sholat, hendaknya ia mengucapkan : “Subhanallah”.” (Muttafaqun ‘alaih)
Syari’at untuk membedakan diri dari lawan jenis ini juga ditekankan kepada kaum wanita, sehingga mereka dilarang melakukan hal-hal yang menyerupai kaum lelaki dan dianjurkan untuk melakukan hal-hal yang selaras dengan kewanitaannya. Di antara hal yang dapat menunjukkan identitas kewanitaan seseorang ialah dengan cara merubah warna kuku jari jemarinya dengan hinna’.
عن عَائِشَةَ رضي الله عنها قالت: مَدَّتِ امْرَأَةٌ من وَرَاءِ السِّتْرِ بِيَدِهَا كِتَاباً إلى رسول اللَّهِ e، فَقَبَضَ النبي e يَدَهُ، وقال: (ما أَدْرِى أَيَدُ رَجُلٍ أو أيد امْرَأَةٍ) فقالت: بَلِ امْرَأَةٌ . فقال: (لو كُنْتِ امْرَأَةً، غَيَّرْتِ أَظْفَارَكِ بِالْحِنَّاءِ).
Sahabat ‘Aisyah radhiallahu ‘anha mengisahkan: ada seorang wanita yang dari balik tabir menyodorkan secarik surat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Nabi pun memegang tangannya, dan beliau bersabda: “Aku tidak tahu, apakah ini tangan seorang lelaki atau wanita?” Wanita itu pun berkata: Ini adalah tangan wanita. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Andai engkau adalah benar-benar wanita, niscaya engkau telah mewarnai kukumu dengan hinna’.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa’i dan dihasankan oleh Al Albani)
3. Peranan Makanan Haram.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perangai dan kepribadian setiap manusia terpengaruh dengan jenis makanan yang ia konsumsi. Oleh karena itu, tidak heran bila orang yang memakan daging onta disyari’atkan untuk berwudlu, guna menghilangkan pengaruh buruk daging yang ia makan.
عن جَابِرِ بن سَمُرَةَ t أَنَّ رَجُلا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ e، أَأَتَوَضَّأُ من لُحُومِ الْغَنَمِ؟ قال: (إن شِئْتَ فَتَوَضَّأْ، وَإِنْ شِئْتَ فلا تَوَضَّأْ) قال: أَتَوَضَّأُ من لُحُومِ الإِبِلِ؟ قال: (نعم، فَتَوَضَّأْ من لُحُومِ الإِبِلِ). رواه مسلم
“Diriwayatkan dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, ia mengisahkan: Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Apakah kita diwajibkan berwudlu karena memakan daging kambing? Beliau menjawab: Engkau boleh berwudlu, dan juga boleh untuk tidak berwudlu”. Lelaki itu kembali bertanya: Apakah kita wajib berwudlu karena memakan daging onta? Beliau menjawab: “Ya, berwudlulah engkau karena memakan daging onta.” Riwayat Muslim.
Ibnu Taimiyyah berkata: “Orang yang berwudlu seusai memakan daging onta akan terhindar dari pengaruh sifat hasad dan berjiwa kaku yang biasa menimpa orang yang hobi memakannya, sebagaimana yang dialami oleh orang-orang pedalaman. Ia akan terhindar dari perangai hasad dan berjiwa kaku yang disebutkan oleh Nabi shallallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits riwayat Imam Bukhary dan Muslim:
(إن الغلظة وقسوة القلوب فى الفدادين أصحاب الإبل وإن السكينة فى أهل الغنم)
“Sesungguhnya perangai kasar dan berjiwa kaku biasanya ada pada orang-orang pedalaman , para pemelihara onta, dan lemah-lembut biasanya ada pada para pemelihara kambing.”([5])
Bila demikian adanya, maka tidak diragukan lagi bahwa makanan yang nyata-nyata haram memiliki pengaruh buruk pada diri dan kepribadian pemakannya.
Dan di antara makanan haram yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, sehingga dijangkiti penyakit suka sesama jenis ialah daging babi dan keledai.
Ibnu Sirin berkata, “Tidaklah ada binatang yang melakukan perilaku kaum Nabi Luth selain babi dan keledai.” ([6])
Bila seseorang membiasakan dirinya dan juga keluarganya memakan daging babi atau keledai, lambat laun, berbagai perangai buruk kedua binatang ini dapat menular kepadanya.
4. Peranan pergaulan & pendidikan.
Setiap kita pasti memiliki pengalaman tersendiri tentang peranan pergaulan dalam pembentukan jati diri dan perangainya. Sedikit banyak, cara pikir dan kesukaan kita terpengaruh oleh keluarga, teman bergaul atau masyarakat sekitar. Oleh karena itu, jauh-jauh hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita agar memilihkan kawan yang baik untuk anak-anak kita, sehingga terpengaruh oleh kebaikan mereka dan terhindar dari pengaruh buruknya.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أنه كان يقول: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : (ما من مولود إلا يولد على الفطرة فأبواه يهودانه وينصرانه ويمجسانه، كما تنتج البهيمة بهيمة جمعاء، هل تحسون فيها من جدعاء) متفق عليه
“Dari sahabat Abu Hurairah rodiallahu’anhu, ia menuturkan: Rasulullah shollallahu’alaihiwasallam bersabda: Tidaklah ada seorang yang dilahirkan melainkan dilahirkan dalam keadaan fitrah (muslim) maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, atau nasrani, atau majusi. Perumpamaannya bagaikan seekor binatang yang dilahirkan dalam keadaan utuh anggota badannya, nah apakah kalian mendapatkan padanya hidung yang dipotong?” (Muttafaqun ‘alaih)
Sebagaimana Islam juga mengajarkan kita agar mulai memisahkan tempat tidur anak laki-laki dari tempat tidur anak wanita.
(مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عليها وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ في الْمَضَاجِعِ)
“Perintahlah anak-anakmu untuk mendirikan sholat ketika mereka telah berumur tujuk tahun, dan pukullan bila enggan mendirikan sholat ketika telah berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud dan dishohihkan oleh Al Albany)
Pemisahan tempat tidur anak laki-laki dari tempat tidur anak wanita dapat menumbuhkan kesadaran pada masing-masing mereka tentang jati dirinya. Sehingga anak laki-laki mulai menyadari bahwa dirinya berlawanan jenis dengan saudarinya, demikian juga halnya dengan anak wanita. Dan sejalan dengan perjalanan waktu yang disertai pendidikan yang baik, masing-masing dari mereka akan menjadi manusia yang berkepribadian lurus lagi luhur.
Di antara hal yang dapat memupuk subur jati diri anak-anak kita adalah dengan membedakan jenis permainan mereka. Melalui sarana permainan yang terarah dan mendidik, kita dapat menumbuhkan kesadaran pada masing-masing anak tentang jati dirinya. Di antara permainan yang dapat memupuk subur kepribadian anak wanita adalah boneka.
(كنت أَلْعَبُ بِالْبَنَاتِ في بَيْتِهِ وَهُنَّ اللُّعَبُ) متفق عليه
“Dahulu aku bermain boneka anak-anak di rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Muttafaqun ‘alaih)
Para ulama’ menyatakan bahwa izin membuatkan boneka untuk anak-anak wanita yang masih kecil ini merupakan keringanan atau pengecualian dari dalil-dalil umum yang melarang kita dari membuat patung. Melalui sarana permainan ini, diharapkan anak-anak wanita kita mulai memahami jati dirinya dan juga peranan yang harus mereka lakukan, kelak ketika telah dewasa dan berkeluarga([7]) .
Dengan demikian, pergaulan, dan pendidikan memiliki peranan besar dalam pembentukan karakter dan cara pandang anak-anak kita. Sehingga kesalahan dalam pendidikan dan pergaulan dapat mengakibatkan hal-hal yang kurang terpuji di kemudian hari.
Pengobatan:
Bila melalui diagnosa di atas, kita dapat menemukan penyebab datangnya penyakit yang kita derita, maka pengobatan pertama yang harus dilakukan ialah dengan membenahi kesalahan dan bertobat dari kekhilafan.
Langkah kedua: Berdoa kepada Allah.
Saudaraku, ketahuilah bahwa perbuatan dosa dan khilaf dapat terjadi karena kita menuruti bisikan kotor, baik bisikan yang datang dari iblis atau dari jiwa yang tidak suci. Oleh karena itu, dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memohon agar dikaruniai hati yang suci dan dijauhkan dari perilaku yang buruk :
(اللهم آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أنت خَيْرُ من زَكَّاهَا) رواه مسلم
“Ya Allah, limpahkanlah ketaqwaan kepada jiwaku dan sucikanlah. Engkau adalah sebaik-baik Dzat Yang Mensucikan jiwaku.” (HR. Muslim). Dan pada kesempatan lain, beliau berdoa:
(اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلاَقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ). رواه الترمذي والحاكم والطبراني
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari akhlaq, amalan, dan hawa nafsu yang buruk.” (HR. At Tirmizy, Al Hakim, dan At Thabrani)
Mungkin ini salah satu hikmah mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memohonkan kesucian batin (hati) untuk seorang pemuda yang datang kepada beliau guna memohon izin untuk berzina:
“Sahabat Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia mengisahkan: “Ada seorang pemuda yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ia berkata: Ya Rasulullah! “Izinkanlah aku berzina.” Spontan seluruh sahabat yang hadir, menoleh dan menghardiknya, sambil berkata kepadanya: Apa-apaan ini! Mendengar ucapan sahabatnya itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mendekatlah”. Pemuda itu pun mendekat kepada beliau, lalu ia duduk. Selanjutnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda kepadanya: “Apakah engkau suka bila perbuatan zina menimpa ibumu? Pemuda itu menjawab: Tidak, sungguh demi Allah. Semoga aku menjadi tebusanmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Demikian juga orang lain tidak suka bila itu menimpa ibu-ibu mereka…… Selanjutnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut, lalu berdoa: “Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan lindungilah kemaluannya.” Sejak hari itu, pemuda tersebut tidak pernah menoleh ke sesuatu hal (tidak pernah memiliki keinginan untuk berbuat serong). ” (HR. Ahmad, At Thabrani, Al Baihaqy dan dishahihkan oleh Al Albany)
Saudaraku, mohonlah kepada Allah agar jiwa anda disucikan, dan perangai anda diluruskan. Yakinlah bahwa bila anda bersungguh-sungguh dalam berdoa, terlebih-lebih ketika sedang sujud dan pada sepertiga akhir malam, pasti Allah akan mengabulkan.
(يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ ما لم يَعْجَل، يقول: دَعَوْتُ فلم يُسْتَجَبْ لي). متفق عليه
“Doa kalian pasti akan dikabulkan, selama ia tidak terburu-buru, yaitu dengan berkata: aku telah berdoa, akan tetapi tidak kunjung dikabulkan.” Muttafaqun ‘alaih
Langkah ketiga: Melakukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan jenis kelamin kita.
Di antara cara yang dapat kita tempuh untuk memupuk subur jati diri kita ialah dengan melakukan kegiatan yang selaras dengan diri kita. Misalnya dengan mengasuh anak kecil (keponakan, adik, atau lainnya), memasak, berdandan, menjahit, membuat karangan bunga, bagi kaum wanita. Atau mencangkul, olah raga angkat besi, bela diri, bertukang kayu, berenang, bagi kaum lelaki.
Dan hendaknya kita menjauhi segala perbuatan dan perilaku yang biasa dilakukan oleh lawan jenis.
Langkah keempat: Terapi hormon.
Salah satu metode pengobatan yang sekarang dikenal masyarakat adalah dengan terapi hormon. Oleh karena itu, tidak ada salahnya bila orang yang menderita penyakit suka sesama jenis mencoba pengobatan dengan cara ini.
Akan tetapi sebelum ia mencoba terapi ini, seyogyanya ia terlebih dahulu berkonsultasi kepada tenaga medis yang berkompeten dalam hal ini, guna mengetahui sejauh mana kegunaannya dan juga meyakinkan bahwa pada seluruh prosesnya tidak terdapat hal-hal yang diharamkan atau melanggar syari’at.
Langkah Kelima: Besarkan Harapan dan kobarkan semangat.
Sebagaimana telah diisyaratkan di atas, bahwa masing-masing kita terlahir ke dunia dalam keadaan normal dan berjiwa suci, hanya karena pengaruh dunia luarlah kita mengalami perubahan.
(وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمْ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عن دِينِهِمْ) رواه مسلم
“Allah Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi: Sesungguhnya Aku telah menciptakan seluruh hamba-Ku dalam keadaan lurus lagi suci, kemudian mereka didatangi oleh syetan dan kemudian syetanlah yang menyesatkan mereka dari agamanya.” (HR. Muslim).
Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa membesarkan harapan dan optimis bahwa segala penyakit yang kita derita dapat disembuhkan. Yakinlah bahwa penyakit yang kita derita adalah salah satu akibat dari ulah dan godaan syetan. Syetanlah yang telah menodai kesucian jiwa kita. Oleh karena itu, besarkan harapan, bulatkanlah tekad dan kobarkanlah semangat untuk merebut kembali kesucian jiwa kita dari belenggu syetan.
Saudaraku, ketahuilah, bahwa membaca Al Qur’an dengan khusyu’ dan penuh penghayatan adalah senjata yang paling ampuh untuk menghancurkan perangkap syetan.
Dan di antara metode untuk menghindari perangkap syetan ialah dengan senantiasa menghadiri majlis-majlis ilmu, dan berusaha untuk senantiasa berada bersama-sama dengan sahabat yang baik.
(إن الشيطان مع الواحد ، و هو من الاثنين أبعد) رواه أحمد وابن ماجة وصححه الألباني
“Sesungguhnya syetan itu bersama orang yang menyendiri, sedangkan ia akan menjauh dari dua orang.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al Albani)
Semoga pemaparan singkat ini, dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan kesucian jiwa dan keluhuran budi pekerti kepada kita. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Wallahu a’alam bisshowab.
Bank Jabar Banten Incar Segmen Pelajar
Upaya tersebut direalisasikan melalui turnamen futsal tingkat pelajar SLTA se-Banten di Radar Banten Arena, Senin-Rabu (17-19/5), yang digelar dalam rangka memperingati hari ulang tahun Bank Jabar Banten ke-46,
“Melalui even ini, kita menawarkan produk Tabunganku. Produk ini memberikan banyak kemudahan untuk setingkat pelajar dan tepat digunakan bagi mereka,” ujar Pemimpin Seksi Pemasaran Bank Jabar Banten Cabang Serang Eko Muhammad, Senin (17/5). Dijelaskan Eko, peserta pertandingan turnamen tersebut diwajibkan membayar administrasi Rp 250.000. Biaya pendaftaran ini akan disalurkan sebagai biaya Tabunganku untuk semua peserta yang ikut berlaga, dengan saldo masing-masing sebesar Rp 20.000. Persyaratan penunjang proses pembukaan rekening Tabunganku, yakni kartu keluarga, kartu tanda pelajar, dan kartu tanda penduduk milik orang tua.
“Registrasi tidak dikenakan biaya, karena sudah termasuk saat pendaftaran turnamen futsal ini. Biaya pendaftaran langsung dialihkan sebagai saldo tabungan setiap personil tim futsal yang mengikuti kompetisi,” jelas Eko.
Even yang digelar ini papar Eko, sangat tepat dilakukan untuk membidik kalangan pelajar. Menurutnya, belakangan ini olahraga futsal cukup diminati semua kalangan, khususnya pelajar. Sehingga, digelarnya kompetisi futsal yang bekerjasama dengan Radar Banten Arena ini dianggap pilihan tepat menunjang pemasaran produk.
“Selain mendongkrak dari sisi pemasaran, even ini juga memberikan ruang bagi pelajar se-Banten, dalam meningkatkan kualitas di bidang futsal,” tegas Eko.
Protes Kartun Nabi, Boikot Facebook Hari Ini
Sebagian umat muslim di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia marah dan merasa terhina. Pakistan bahkan lebih maju, Pengadilan Tinggi Lahore memerintahkan Dewan Telekomunikasi Pakistan untuk memblokir Facebook mulai Rabu 19 Mei 2010.Gerakan penentangan pun muncul di Facebook dengan nama AGAINST "Everybody Draw Mohammed Day". Grup ini menyerukan boikot Facebook pada hari ini, Kamis 20 Mei 2010 -- yang dijadikan 'hari menggambar Nabi Muhammad' versi grup 'Everybody Draw Muhammed Day'.
"Siapa yang akan memboikot Facebook pada 20 Mei 2010? Kami membutuhkan aksi nyata dari semua kaum muslimin dan nonmuslim, yang yakin ada di pihak yang benar," seru grup tersebut.
Grup ini menentang keras pemuatan karikatur Nabi Muhammad. "Kami meminta akun 'Everybody Draw Muhammed Day' ditutup selamanya."
Hingga Kamis, 20 Mei 2010 pukul 10.15 WIB, pendukung laman AGAINST "Everybody Draw Mohammed Day" berjumlah 75.074 Facebooker, sementara laman 'Everybody Draw Mohammed Day!' lebih sedikit, 68.126 Facebooker.
Tak hanya itu, juga muncul grup 'Everybody who is against the "Draw Mohammed Day" di Facebook.
Grup yang memiliki 4.690 pendukung ini juga menyerukan boikot Facebook pada hari ini. "Kami menuntut Facebook menutup akun 'Everybody Draw Mohammed Day!'.
***
Gerakan menggambar karikatur nabi yang diserukan grup 'Everybody Draw Mohammed Day!' jadi perdebatan internasional, dan menuai hujatan dari umat muslim dunia.
Administrator grup tersebut buru-buru membuat klarifikasi. Kata mereka, ini bukan perlombaan, tapi karya bersama.
"Kami tak bermaksud melakukan fitnah terhadap umat muslim, ini bukan grup yang bermaksud menghina Islam. Ini hanya salah satu cara melawan ekstrimis yang melakukan kekerasan pada orang yang menggambarkan Nabi Muhammad."