MUTIARA HIKMAH

#Ibnu Mas’ud Ra: Aku tidak menyesal seperti penyesalanku terhadap sehari yang berlalu, yang berarti jatah usiaku berkurang, sementara amalku tidak bertambah.

Selamat Datang di Blog Pribadi I S N A E N I

KPK: Pertarungan Abraham Vs Raja Namrud

ABRAHAM atau Ibrahim berasal dari Babilonia 4-5 ribu tahun SM. Ia adalah pembawa agama wahyu (langit) yang mempercayai adanya Tuhan Yang Mahaesa, Allah Subhanahu Wa Ta’ala penguasa alam semesta. Yahudi, Kristen dan Islam adalah agama (Samawi) yang dikembangkan keturunan (Nabi) Ibrahim. Tak heran bila dalam kitab suci ketiga agama ini (Taurat, Injil dan Al Qur’an) terdapat kisah keteladanan Ibrahim sebagai Ulul al-Azmi, nabi tingkat tinggi yang memiliki gelar “kerasulan” sebagaimana Nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW.


Bagi umat Islam, kisah keteladanan Nabi Ibrahim yang diagungkan adalah ketika mendapat ujian Tuhan untuk menyembelih Ismail, putra kesayangannya, yang kemudian melahirkan ritual suci Idhul Adha, Hari Raya Qurban. Di kalangan Yahudi dan umat Kristiani, yang banyak dikenang adalah kisah Abraham versus Raja Namrud penguasa negeri Kana’an yang dzalim, korup lagi tamak, dan menganggungkan kekuasaan yang diklaimnya sebagai amanat rakyat yang mempertuhankan dirinya.

Dalam kitab suci, Raja Namrud digambarkan sebagai pembohong besar. Bualannya yang paling dilaknat adalah memanipulasi mandat dan mengubah kekuasaannya menjadi absolut, sehingga dia merasa menjadi tuhan. Tentu saja dengan demikian sangat kebal hukum. Merampas hak-hak rakyat, mengumpulkan kekayaan secara tamak dan tidak halal menjadi biasa. Pendek kata, kepemimpinan Raja Namrud yang dikawal oleh kekuatan koalisi jahat, telah membawa kerusakan dan penderitaan rakyat di negerinya. Istana menjadi pusat korupsi dan kebohongan yang nyata. Sampai kemudian Abraham geram dan melakukan perlawanan heroik secara spiritual keagamaan, dengan senantiasa memohon bantuan Tuhan.

Niat Abraham mengingatkan dan meluruskan perilaku Raja Namrud yang pembohong, korup dan sok berkuasa, tentu saja, berhasil diputar balik sehingga Abraham di hadapan rakyat dikesankan sebagai orang yang bersalah dan layak dihukum bakar hidup-hidup dalam unggun raksasa. Tapi kebenaran tetap kebenaran. Tak akan hangus dibakar api kedzaliman. Abraham pun lolos dari maut. Dengan kekuasaannya yang mutlak, Tuhan mendinginkan api yang membakar Abraham. Sehingga rakyat yang menyaksikan peristiwa ini, tertegun melihat Abraham bahkan bisa berjalan santai di tengah kobaran api.

Tapi kejadian ini tidak juga membuat Raja Namrud sadar diri. Maka untuk dijadikan pelajaran bagi para penguasa korup dan pembual di kelak kemudian hari, Abraham memohon kepada Tuhan agar mengirim pasukan selemah-lemah mahlukNya, yaitu pasukan nyamuk. Nyamuk yang jumlahnya lebih dari 6,7 trilyun itu memang sukses menghisap darah ratusan ribu tentara koalisi bersenjata lengkap, hingga luluh lantak. Lalu seekor nyamuk yang didesain khusus Tuhan, berhasil menembus otak Raja Namrud melalui lubang hidungnya. Raja Namrud pun kelojotan tak berdaya. Tamat sudah rezim pendusta. Kita tahu, dalam kitab suci Namrud kemudian digolongkan ke dalam orang-orang yang dimuraki Allah.

Pasukan nyamuk yang bisa mengalahkan kekuasaan yang diselewengkan Raja Namrud, dalam pengertian sekarang tentulah rakyat. Sejarah memang sering membuktikan, yang bisa mengalahkan rezim korup bukan kekuatan partai atau pasukan bersenjata, tapi kekuatan rakyat yang bergerak serentak.

Maka ketika muncul nama Abraham (Samad) sebagai pemimpin baru KPK (Komisi Pemberantas Korupsi) yang sudah diloyokan para mafioso, teringat kita kepada Abraham dari Babilonia. Harapan kita, Abraham dari Makasar ini mewarisi ketegaran dan ketulusan Abraham yang dengan petunjuk Allah, berhasil menumpas rezim korup lagi pembohong. Ewako, Abraham! [***]

Sumber: www.rakyatmerdekaonline.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

KABAR MEDIA

TARBAWI

TIPS 'n TRIK