MUTIARA HIKMAH

#Ibnu Mas’ud Ra: Aku tidak menyesal seperti penyesalanku terhadap sehari yang berlalu, yang berarti jatah usiaku berkurang, sementara amalku tidak bertambah.

Selamat Datang di Blog Pribadi I S N A E N I

Ku pikir Thalut memang benar

Dikisahkan zaman dulu ada seorang raja, namanya Thalut. dalam satu kesempatan terpaksa harus menghadapi kesombongan raja Jalut dengan kekuatan.
pada saat pasukannya sudah lelah berjalan menuju lokasi pertempuran, ia menyerukan kepada pasukannya: "wahai tentaraku, di depan kita ada sebuah sungai, aku ingatkan jangan kalian minum airnya kecuali seciduk telapak tangan. barangsiapa yang meminumnya lebih dari itu, maka ia bukan pasukanku, dan barangsiapa yang tidak minum atau minum tapi seciduk telapak tangannya, maka dialah pasukanku".
tapi ternyata setelah pasukannya sampai ke sungai tersebut, mayoritas tentaranya tidak tahan melihat air, berhamburanlah mereka ke sungai dan minum sepuasnya, sampai ada yang menyelam segala. hanya sedikit yang mentaati perintah raja.
setelah itu perjalananpun dilanjutkan hingga akhirnya pasukan Thalut tiba-tiba sudah berhadap-hadapan dengan pasukan Jalut. para tentara yang minum air sungai dengan puas-puasan tadi menjadi lemah mentalnya, mereka takut mati, shok melihat kekuatan pasukan lawan yang lebih banyak dan lebih lengkap peralatannya. akhirnya mereka mengatakan "wah kita gak mungkin bisa menang melawan mereka". akan tetapi orang-orang yang tidak minum kecuali sedikit, mereka mengatakan "jangan takut, betapa banyak kejadian, jumlah yang sedikit dapat mengalahkan jumlah yang banyak dengan izin Allah".
akhirnya perangpun terjadi, dan ucapan mereka menjadi kenyataan. mereka memenangkan pertarungan walau dengan kondisi kekurangan.
Ku pikir sering sekali kita menyaksikan fenomena seperti ini. fenomena para aktifis yang tidak tahan dengan ujian kesenangan. mereka begitu terlihat perubahannya setelah berhasil meraih jabatannya, padahal jabatannya itu ibarat sungai. mereka puaskan dahaga yang selama masa-masa perjuangan tidak menemukan air. bukan hanya minum seceguk dua ceguk tapi mereka menyelam!! hingga lupa bahwa perjalannya belum selesai, ia akan menghadapi tentara musuh yang amat siap dengan segala kekuatannya.
para aktifis tertipu ini menyangka bahwa sungai itu tujuan akhir perjalanannya, mereka menyangka ini adalah tamasya ke sungai!!! padahal ia sedang menuju kepada kematian mentalnya.
maka kupikir perintah Thalut itu benar sekali,... yang melanggar perintah divonis bukan pasukannya..!

0 komentar:

Posting Komentar

 

KABAR MEDIA

TARBAWI

TIPS 'n TRIK